Jumat, 20 Juli 2012

Yaesu FT-450AT 1st On


Setelah melalui masa penantian sejak 21 Juni 2012 akhirnya kiriman Yaesu FT-450AT sampai juga ditanganku. 23 Juni 2012 Paket tiba dikantor pukul 13:40. Dengan penuh semangat box pelindung paket dibuka, dan tampak Box Yaesu ada didalamnya, setelah check semua kelengkapan waktu telah menunjukan pk 14:10… saatnya pulang.


Sesampai dirumah sudah tak sabar untuk segera shut on for the first time. Tune to 7 MHz dan mulai scan… Kesan Pertama, simple rig.. tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Hanya sedigit terganggu dengan display yang masih standart berwarna merah muda. Namun tak jadi masalah, dengan sedikit trick dari suplement manual yang sudah lebih dulu kumiliki akhirnya warna display segera berubah menjadi warna biru pastel. Ok untuk masalah Rig Cosmetic Display sudah selesai.


Saat nya mounting Rig di meja ham shack, tidak membuat perubahan sama sekali dengan luas space meja, karena FT-450AT menggantikan posisi ICOM IC-718DSP my second HF. Sekali lagi intalasi kabel ke PSU RTVC PC6010, tambah penuh portnya, sekarang menjadi sumber Arus dari 3 Rig, dan Tuner antenna. Ok lah lain waktu bikin DC Pull yang lebih rapi.


Senja telah menjelang saat selesai pemasangan dimeja, saat propagasi mulai membuka dan… its time. Waktunya untuk mencoba new Quality setelah sebelumnya merasakan AF DSP pada IC-718 kini saat mencoba IF DSP dengan full roofing filter yang sudah mempersenjatai FT-450AT. Setelah dial kesana kemari akhirnya ketemu dengan obrolan yang sreg, namun sebelum melakukan komunikasi,  tak sabar rasanya untuk menjajal Internal ATU. Terdengar suara berisik dari Relay namun cukup halus dan cepat prosesnya, FT-450AT menggunakan tuner antenna system relay. Indikator TUNE pun sudah menyala stady dan siap untuk melakukan komunikasi. Saat itu freq yang dipilih sengaja di 7.075 yang mulai berhimpitan dengan 7.078 All sulawesi net yang sudah mulai melakukan panggilan check in untuk call area 9. Penasaran untuk menjajal kemampuan roofing filter, dimulai dengan menggeser Shift lalu dilanjutkan Notch Filter, namun intervern masih terasa sedikit mengganggu dan kini tiba saatnya untuk mempersempit lebar roofing dengan memilih filter 1,8KHz. Surprise! Intervern dari 7.078 tidak lagi terdengar. 1 step didepan IC-718. Magrib telah menjelang, saatnya untuk menunda melakukan panggilan untuk yang pertama kalinya, mandi dulu… meskipun masih penasaran karena belum sempat menggunakan feature Cotour dan DNR namun sudah cukup jernih dengan membuka AF 25%.


Jam didinding telah menunjukan Pukul 18:15, segar rasanya sudah selesai mandi dan kembali duduk didepan meja Shack. Terdengar suara panggilan masuk check in yang semakin ramai. Geser ke freq lain, kali ini naik ke 7.090 untuk coba mendengar suara om Romy YB3ROM. Terdengar seperti biasanya, oke setelah merasakan filter narrow saatnya mencoba width filter 3KHz. Dan benar suara itu terdengar berbeda, kini berdentum Sub Woofer (Creative A3.20) yang tadinya tidak pernah berdentum kini mulai beraksi mendengarkan suara om Romy. Belum puas mendengarkan suara HIFI om Romy, gangguan alam mulai muncul… QRN ah sial batin ku. Tapi saya ingat RIG ini memiliki feature DNR. Ah ini saatnya dalam benakku. Dan benar setelah mengaktivkan DNR noise QRN berangsur turun pada level 4 dari 11 level DNR. Semakin penasaran untuk menggunakan DNR ini sampai pada level maximum… dan 7 klik sudah mencapai level maximum kini. Seperti biasa AF harus ditambah juga, karena memang begitulah cara kerja DNR. Surprise juga… pada level maximum ini tidak terdengar artifac sound dari DNR. Pada IC-718 jika sudah menggunakan sampai level 8 dari 15 level sudah mulai tampil artifac suara. Wouw.. untuk selisih harga dengan IC-718DSP dengan kemampuan seperti ini.. saya cukup puas!


Waktu sudah menunjukan pukul 19:10, kembali QSY up to 7.130 untuk mendegarkan suara dari tetangga seberang 9M2ODY dan 9M2ZAK yang terdengar suaranya diantara intervern, meski signal menunjukan 10-15db. Ok masih dengan semangat new Rig kini saat mencoba feature Contour, Contour ini hampir seperti fungsi SLOPE pada Kenwood ataupun PBT pada ICOM. Banyak var44iasi yang disuguhkan, ada 4 macam variasi dasar. Yaitu Increase kurva runcing dan landai serta Decrease kurva runcing dan landai. Berfungsi memperkuat sinyal lawan ataupun memperlemah sinyal intervern. Dan hasilnya diluar dugaan pula, setelah mencoba beberapa variasi Contour suara 9M2ODY jadi semakin jernih dan HIFI nya juga dapat dirasakan.
Makan malam telah tiba, saatnya menjauh dari FT-450AT dulu untuk sesaat.

Pukul 20:30 Saat nya menguji TX…

Mencoba internal tuner, cukup cepat meski tidak mampu menghandel SWR >3:1 tapi lumayan lah, bisa menjamin bahwa Reff power adalah 0 Watt. Beberapa kali mencoba dengan teriak dalam mode SSB power hanya menunjukan antara 60 – 75 watt. Duh ada yang salah ini?!? Kenapa tidak mau 100 watt? Aktifkan Intelitunner MFJ-993B, masih tetap <75 watt bahkan kalau dipakai untuk reg chewing power hanya berkisar 20-40watt. Coba ganti mode di FM… terpampang 115watt. Lho ?!? Coba lagi mode SSB kali ini dengan internal tuner non aktif teriak lagi,.. eh 70-85 watt. Ada yang gak beres nich dengan internal ATU, tapi biar puas bypass juga intellituner MFJ-993B. kali ini teriak lagi 100 – 110watt pada SWR 1,3:1 …. Duh ??? Masih penasaran coba melihat indicator ALC saat pakai ATU internal maupun Ext, ternyata saat menggunakan ATU level ALC begitu tinggi meski SWR 1,0:1 tapi meski SWR 1,3:1 jika bypass ATU power bisa lepas. Ada kekecewaan dengan TX Power Out. Akhirnya tanya2 mbah Google dan nemu artikel yang menegaskan bahwa itu memang kondisi normal FT-450 L. ALC memang sedikit agresif. Beda dengan Icom IC-718, ALC baru mulai aktif jika SWR semakin tinggi. Upf…

Ok sekilas review FT-450AT dari Receive dan Transmite. Besok disambung lagi dengan project lainnya, Remote CAT dan Digi Mode.

1 komentar:

  1. Salam Kenal dan Salam Amatir.

    Gimana kelanjutan review nya om...? krmn beli dimana radio nya ?

    Thx.

    BalasHapus