Setelah melalui masa penantian
sejak 21 Juni 2012 akhirnya kiriman Yaesu FT-450AT sampai juga ditanganku. 23
Juni 2012 Paket tiba dikantor pukul 13:40. Dengan penuh semangat box pelindung
paket dibuka, dan tampak Box Yaesu ada didalamnya, setelah check semua
kelengkapan waktu telah menunjukan pk 14:10… saatnya pulang.
Sesampai dirumah sudah tak sabar
untuk segera shut on for the first time. Tune to 7 MHz dan mulai scan… Kesan
Pertama, simple rig.. tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Hanya
sedigit terganggu dengan display yang masih standart berwarna merah muda. Namun
tak jadi masalah, dengan sedikit trick dari suplement manual yang sudah lebih
dulu kumiliki akhirnya warna display segera berubah menjadi warna biru pastel.
Ok untuk masalah Rig Cosmetic Display sudah selesai.
Saat nya mounting Rig di meja ham
shack, tidak membuat perubahan sama sekali dengan luas space meja, karena
FT-450AT menggantikan posisi ICOM IC-718DSP my second HF. Sekali lagi intalasi
kabel ke PSU RTVC PC6010, tambah penuh portnya, sekarang menjadi sumber Arus
dari 3 Rig, dan Tuner antenna. Ok lah lain waktu bikin DC Pull yang lebih rapi.
Senja telah menjelang saat
selesai pemasangan dimeja, saat propagasi mulai membuka dan… its time. Waktunya
untuk mencoba new Quality setelah sebelumnya merasakan AF DSP pada IC-718 kini
saat mencoba IF DSP dengan full roofing filter yang sudah mempersenjatai
FT-450AT. Setelah dial kesana kemari akhirnya ketemu dengan obrolan yang sreg,
namun sebelum melakukan komunikasi, tak
sabar rasanya untuk menjajal Internal ATU. Terdengar suara berisik dari Relay
namun cukup halus dan cepat prosesnya, FT-450AT menggunakan tuner antenna
system relay. Indikator TUNE pun sudah menyala stady dan siap untuk melakukan
komunikasi. Saat itu freq yang dipilih sengaja di 7.075 yang mulai berhimpitan
dengan 7.078 All sulawesi net yang sudah mulai melakukan panggilan check in
untuk call area 9. Penasaran untuk menjajal kemampuan roofing filter, dimulai
dengan menggeser Shift lalu dilanjutkan Notch Filter, namun intervern masih
terasa sedikit mengganggu dan kini tiba saatnya untuk mempersempit lebar
roofing dengan memilih filter 1,8KHz. Surprise! Intervern dari 7.078 tidak lagi
terdengar. 1 step didepan IC-718. Magrib telah menjelang, saatnya untuk menunda
melakukan panggilan untuk yang pertama kalinya, mandi dulu… meskipun masih
penasaran karena belum sempat menggunakan feature Cotour dan DNR namun sudah
cukup jernih dengan membuka AF 25%.
Jam didinding telah menunjukan Pukul
18:15, segar rasanya sudah selesai mandi dan kembali duduk didepan meja Shack.
Terdengar suara panggilan masuk check in yang semakin ramai. Geser ke freq
lain, kali ini naik ke 7.090 untuk coba mendengar suara om Romy YB3ROM. Terdengar
seperti biasanya, oke setelah merasakan filter narrow saatnya mencoba width
filter 3KHz. Dan benar suara itu terdengar berbeda, kini berdentum Sub Woofer
(Creative A3.20) yang tadinya tidak pernah berdentum kini mulai beraksi
mendengarkan suara om Romy. Belum puas mendengarkan suara HIFI om Romy,
gangguan alam mulai muncul… QRN ah sial batin ku. Tapi saya ingat RIG ini
memiliki feature DNR. Ah ini saatnya dalam benakku. Dan benar setelah
mengaktivkan DNR noise QRN berangsur turun pada level 4 dari 11 level DNR.
Semakin penasaran untuk menggunakan DNR ini sampai pada level maximum… dan 7
klik sudah mencapai level maximum kini. Seperti biasa AF harus ditambah juga,
karena memang begitulah cara kerja DNR. Surprise juga… pada level maximum ini
tidak terdengar artifac sound dari DNR. Pada IC-718 jika sudah menggunakan
sampai level 8 dari 15 level sudah mulai tampil artifac suara. Wouw.. untuk
selisih harga dengan IC-718DSP dengan kemampuan seperti ini.. saya cukup puas!
Waktu sudah menunjukan pukul
19:10, kembali QSY up to 7.130 untuk mendegarkan suara dari tetangga seberang
9M2ODY dan 9M2ZAK yang terdengar suaranya diantara intervern, meski signal
menunjukan 10-15db. Ok masih dengan semangat new Rig kini saat mencoba feature
Contour, Contour ini hampir seperti fungsi SLOPE pada Kenwood ataupun PBT pada
ICOM. Banyak var44iasi yang disuguhkan, ada 4 macam variasi dasar. Yaitu
Increase kurva runcing dan landai serta Decrease kurva runcing dan landai.
Berfungsi memperkuat sinyal lawan ataupun memperlemah sinyal intervern. Dan hasilnya
diluar dugaan pula, setelah mencoba beberapa variasi Contour suara 9M2ODY jadi
semakin jernih dan HIFI nya juga dapat dirasakan.
Pukul 20:30 Saat nya menguji TX…
Mencoba internal tuner, cukup
cepat meski tidak mampu menghandel SWR >3:1 tapi lumayan lah, bisa menjamin
bahwa Reff power adalah 0 Watt. Beberapa kali mencoba dengan teriak dalam mode
SSB power hanya menunjukan antara 60 – 75 watt. Duh ada yang salah ini?!?
Kenapa tidak mau 100 watt? Aktifkan Intelitunner MFJ-993B, masih tetap <75
watt bahkan kalau dipakai untuk reg chewing power hanya berkisar 20-40watt.
Coba ganti mode di FM… terpampang 115watt. Lho ?!? Coba lagi mode SSB kali ini
dengan internal tuner non aktif teriak lagi,.. eh 70-85 watt. Ada yang gak
beres nich dengan internal ATU, tapi biar puas bypass juga intellituner
MFJ-993B. kali ini teriak lagi 100 – 110watt pada SWR 1,3:1 …. Duh ??? Masih
penasaran coba melihat indicator ALC saat pakai ATU internal maupun Ext,
ternyata saat menggunakan ATU level ALC begitu tinggi meski SWR 1,0:1 tapi
meski SWR 1,3:1 jika bypass ATU power bisa lepas. Ada kekecewaan dengan TX
Power Out. Akhirnya tanya2 mbah Google dan nemu artikel yang menegaskan bahwa
itu memang kondisi normal FT-450 L.
ALC memang sedikit agresif. Beda dengan Icom IC-718, ALC baru mulai aktif jika
SWR semakin tinggi. Upf…
Ok sekilas review FT-450AT dari
Receive dan Transmite. Besok disambung lagi dengan project lainnya, Remote CAT
dan Digi Mode.